Hak-Hak Tauhid
Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Taslim
Hak-Hak Tauhid adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Kitab Al-Fawaid. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abdullah Taslim, M.A. pada Kamis, 24 Sya’ban 1444 H / 16 Maret 2023 M.
Ceramah Agama Islam Tentang Hak-Hak Tauhid
Imam Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala berkata bahwa beruntunglah seorang hamba yang bersikap adil di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yaitu hamba ini mengakui dirinya sendiri penuh dengan kebodohan dalam ilmunya, banyak cacat dalam amal-amal yang dilakukannya, banyak kekurangan pada dirinya, banyak lalai dalam menunaikan hak Allah, dan banyak berbuat dzalim dalam bersikap di hadapanNya.
Setelah itu dia mengakui semua keagungan, semua karunia, semua kebaikan ada di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka senantiasa hamba ini selalu dalam keadaan fakir dan selalu butuh kepada rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala, senantiasa Allah Subhanahu wa Ta’ala selalu melimpahkan karunia kepadanya sementara dia selalu kurang dalam mensyukuri nikmat Allah tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
“Wahai sekalian manusia, kalian adalah makhluk-makhluk yang selalu miskin (butuh) kepada rahmat Allah, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala Dialah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Fatir[35]: 15)
Inilah yang kita pernah ingatkan di salah satu kajian yang lalu tentang rahasia sayyidul istighfar yang merupakan salah satu di antara dzikir yang kita dianjurkan membacanya di waktu pagi dan petang. Di situ ada kalimat:
أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ
“Ya Allah, aku mengakui di hadapanMu atas besarnya limpahan nikmat yang selalu Engkau berikan kepadaku, dan aku mengakui dosa-dosaku.”
Lihat: Dzikir petang
Maksud dosa-dosa di sini yakni kekuranganku dalam mensyukuri nikmat, banyaknya kelalaianku dalam menunaikan hak-hakMu.
Maka dikatakan beruntunglah orang yang selalu menanamkan sikap ini dalam dirinya.
Jika hamba ini melihat Allah menghukumnya karena dosa-dosa yang dilakukan hamba ini, maka dia memandang Allah melakukan itu dengan keadilanNya sehingga pantas dirinya mendapatkan hukuman atas dosanya, karena memang dia banyak berbuat dosa. Sebaliknya ketika dia melihat Allah tidak menghukum dia karena Allah memaafkannya, Allah tidak menimpakan adzab kepada dirinya, dia melihat ini adalah karunia Allah. Jadi semua kebaikan ada di tangannya.
Inilah pandangan seorang hamba.
Ketika hamba melihat dirinya melakukan satu kebaikan. Misalnya dia mengenal Islam, kenal tauhid, belajar tentang iman, dia rajin menuntut ilmu, dia rajin melakukan amal-amal yang wajib, kemudian dia mengamalkan amalan sunnah, dia melihat kebaikan yang dilakukannya itu adalah karena karunia Allah dan sedekah yang Allah berikan kepadanya. Karena itu semua dengan taufik (kemudahan) yang Allah berikan bagi dirinya, bukan karena kehebatan dirinya.
Dan ketika Allah menerima amal kebaikan yang dilakukan oleh hamba ini, maka itu adalah karunia dan sedekah Allah lagi bagi dirinya. Semua adalah kebaikanNya.
Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian dan simak penjelasan yang penuh manfaat ini..
Download MP3 Kajian
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/52830-hak-hak-tauhid/